Home Email Display Clock Web Home Email Display Clock Web Web
SEBUAH TULISAN SEORANG ANAK IDIOT YANG MENGGEMASKAN!!!

Selasa, 29 November 2011

Sinar Matahari

2050...

Mendung dan gelap. Begitulah keadaan bumi sekarang, matahari telah meredup hanya menyisakan sedikit cahaya untuk menyinari bumi. Matahari seakan sudah terlalu lelah untuk mengeluarkan sedikit energi untuk berpijar setelah sekian lama menjadi pusat tata surya.

Manusia diambang kepunahan. Ekosistem yang rusak, populasi hewan dan tumbuhan semakin berkurang. Bumi berubah menjadi satu dunia baru yang dingin dan gelap. Segala hal yang masih dapat bertahan memancarkan raut kesedihan.

Apa yang harus dilakukan?

Para ilmuwan berusaha keras untuk dapat menemukan jawaban atas pertanyaan itu. 7 tahun lalu, mereka membuat sebuah project yang diberi nama PHOIBOS. PHOIBOS bermuatan bom stellar yang terbuat dari kumpulan energy bumi yang tersisa. Tujuannya untuk menciptakan bintang didalam sebuah bintang. Namun project PHOIBOS gagal sebelum mencapai matahari.

Kini project PHOIBOS II telah berada di luar angkasa mengemban misi yang sama dengan PHOIBOS. Didalam pesawat luar angkasa terdiri dari 8 orang kru yang masing masing mempunyai keahlian yang berbeda.

Ryou Tanaka sebagai kapten, penanggung jawab atas PHOIBOS II.

Abel Javier, ahli fisika yang bertugas untuk mengoperasikan pelepasan bom menuju matahari.

Zera Irish Annastacia, ahli biologi yang bertugas untuk memelihara tanaman di kebun penghasil oksigen.

Luna Arthur, Pilot PHOIBOS II.

Samaveda Kreisna, dokter kapal dan Psikolog yang mengamati perkembangan psikologi para awak dalam kapal.

Christoper Maze, Insinyur teknik yang dapat memperbaiki kerusakan mesin.

Wesley Nigel wakil kapten dan ahli komunikasi untuk berhubungan dengan komando dari bumi setelah kapal mencapai angkasa luar.

Davy Jones, navigator.

16 bulan yang lalu mereka meninggalkan bumi, hanya tinggal sebentar saja mereka akan mencapai daerah yang dinamakan “zona mati”. Dari dalam kapal, kapten Ryou memberitahu para kru untuk memberikan pesan terakhir sebelum mereka tiba di zona mati. Seluruh kru segera merapat ke dalam ruangan komunikasi, tiba giliran Abel untuk masuk kedalam. Cukup lama dia dalam, hal ini membuat Chris sedikit gusar karena terlalu lama menunggu. Abel keluardan Chris langsung menyambarnyadengan kecaman.

“hey Sam! apa yang kamu lakukan didalam? Kau kira itu milikmu sehingga bisa berlama-lama? Huh?”

“kenapa kau tidak bersabar sedikit? Aku menggunakan waktu yangdiberikan kapten semaksimal mungkin. Kau tau, ini mungkin akan menjadi pesan ku yang terakhir. Kau sendiri menyadari bahwa misi ini sangat berbahaya. Ingat PHOIBOS? Huh?”

Tanpa berbicara lagi, Chris menghujamkan tinjunya kepada Abel. Perkelahian pun terjadi, kru lain berusaha melerai. Kemudian Chris meninggalkan mereka. Veda sebagai psikolog segera menemui Chris dan membicarakan masalah yang ada dalam dirinya. Sampai akhirnya Chris dibawa kedalam sebuah ruangan yang di program untuk menciptakan sebuah tempat seperti dibumi. Veda membuat seolah ruangan itu menjadi pantai yang indah dengan ombak yang menderu deras. Chris mulai tenang, dia hanya rindu keadaan dibumi, sehingga membuat perasaan kalut dan sedikit emosional. Setelah semua reda Chris pergi menemui Abel untuk meminta maaf, Abel mengerti keadaan Chris. Dan keadaan kembali membaik.

Dalam perjalanan menuju matahari mereka melewati orbit merkurius. Dari ruang komunikasi Wesley menemukan fakta bahwa PHOIBOS II menangkap pancaran gelombang radio PHOIBOS yang masih menyala. Abel diminta oleh Kapten Ryou untuk memutuskan apakah akan mengubah arah dan pendekatan PHOIBOS. Abel menjalankan simulasi penyebaran bom dan ledakan, semua berjalan seperti sebelumnya tidak meyakinkan karena variabel fisika tak terduga yang melekat dalam gravitasi dalam sebuah Lubang. Setelah penilaian risiko, Capa memutuskan untuk memindahkan arah untuk mencoba mendekat dengan PHOIBOS. Dengan alasan mereka bisa mendapat sebuah tambahan untuk menggandakan kesempatan mereka untuk sukses. Dalam hal ini Chris tidak sepaham, karena menurutnya misi mereka lebih penting. Tapi kapten Ryou memutuskan untuk mengambil ide Abel.

Dalam merencanakan program baru, navigator Davy lupa untuk menyetel kembali perisai panas untuk mencocokkan lintasan baru, yang mengakibatkan kerusakan pada beberapa cermin pada perisai panas, menempatkan pesawat ruang angkasa dan misi dalam resiko. Ryou dan Abel terpaksa keluar untuk memperbaiki kepal secara manual sementara kapal miring ke penampungan bagian yang rusak dari perisai, tetapi yang tidak diinginkan menimpa mereka secara otomatis komputer kapal menempatkan dua orang itu mendekati sinar matahari yang bisa berakibat fatal. Abel lolos, dia berlindung di balik perisai sementara Ryou tertinggal. Dia masih melengkapi perbaikan yang belum selesai. Ryou tidakmempunyai kesempatan untuk dapat berlindung dibalik perisai sebelum perisai benar-benar terkena sinar matahari penuh, dia berbalik dan menatap Matahari yang sinarnya dengan seketika langsung membakar tubuhnya. Insiden ini menyebabkan kebakaran di kebun oksigen kapal, bermula dari sinar matahari yang dipantulkan kedalam bagian terbuka dari kapal. Api benar-benar menghancurkan kebun dan berbahaya karena telah menguras kadar oksigen, membuat perjalanan pulang mustahil. Davy menyalahkan dirinya atas kerugian ini karena kelalaiannya menyebabkan peluang keberhasilan misi semakin menipis. Davy mencoba bunuh diri, tapi Veda mencegahnya. Veda membawa Davy kedalam ruang perawatan mental, Davy terbaring tanpa semangat di sana selama waktu yang ditentukan Veda. Zera sangat terpukul saat itu.

Beberapa hari kemudian PHOIBOS II mendapatkan jarak yang memungkinkan untuk dapat masuk memeriksa ke dalamPHOIBOS, Luna menggerakkan PHOIBOS II tepat dihadapan PHOBOS dan menjaga jarak.Wesley, Abel, Veda serta Chris mempersiapkan diri untukmelompat ke dalam PHOIBOS. Sesampainya didalam mereka segera memeriksa segala sesuatunya. Mereka mendapatkan bahwa PHOIBOS masih dalam kondisi baik.
“kalian harus lihat ini!” Veda mendapatkan seluruh kru PHOIBOS terkumpul didalam ruang observasi. Mereka terpanggang. Seakan mendapat pencerahan, mereka membakar tubuh dalam sengatan cahaya matahari penuh. Tidak lama setelah itu, terjadi guncangan. Semua panik. Wesley, Abel,Veda, dan Chris segera berlari menuju pintu keluar dan mendapatkan PHOIBOS II menjauh dari posisinya semula.

“Luna, apa yang terjadi?” teriak Abel lewat radio komunikasi.

“aku tidak tahu. Aku tidak melakukan apapun!” Luna menjelaskan.

“kali ini kita akan benar-benar mati” Wesley terlihat sangat gelisah.

“tidak, satu dari kita akan selamat” ujar Chris yang melihat terdapat satu baju luar angkasa yang tersisa.

Wesley segera menyerobot baju itu.

“kalau cuma satu orang yang bisa selamat, itu sudah pasti aku orangnya. Aku wakil kapten”

“Tidak. Abel memiliki prioritas yang lebih besar bila dibandingkan dengan kita semua. Hanya dia yang bisa mengaktifkan bom” ujar chris.

“aku setuju” Veda membenarkan argumen Chris.

Abel segera memakai baju itu, namun masih ada satu masalah. Tombol pintu otomatis sudah tidak berfungsi. Hanya ada satu jalan, salah satu dari mereka berempat harus ada tertinggal dodalam PHOIBOS untuk membuka pintu secara manual. Veda mengorbankan diri untuk itu, sementara Wesley dan Chris mencari pelindung setebal mungkin agar tubuh mereka tidak hancur pada waktu melompat kedalam PHOIBOS II. Luna kembali mendekatkan PHOIBOS II. Mereka bersiap.

Veda membuka pintu, mereka bertiga terlempar. Abel dan Chris selamat, namun Wesley tidak dapat menjangkau badan kapal. Tubuhnya hancur di luar angkasa yang tanpa oksigen. Kini hanya tersisa 6 orang didalam PHOIBOS II, namun oksigen yang tersisa hanya tersisa untuk 4 orang untuk dapat mencapai matahari. Mereka semua berkumpul didalam sebuah ruangan, berencana untuk membunuh Davy. Kata sepakat telah diambil meskipun Luna menolak rencana itu, demi kesuksesan misi mereka merelakannyawa Davy. Chris, melangkah menuju kamar dimana Davy terbaring. Sesampainya di sana, dia tak habis piker. Rupanya Davy telah membunuh dirinya sendiri. Keadaan menjadi hening.

Semua merasa bersalah. Kemudian Chris angkat bicara.

“Trey sudah merelakan nyawanya. Sekarang kita harusj bisa menyelesaikan misi. Ayo kembali ke posisi!”

Abel sedang berada di dalam ruang uji material bom, mencoba memeriksa keadaan bom se-detail mungkin agar tidak terjadi kesalahan pada peluncuran. Ketika sedang berkonsentrasi, PHOIBOS II memeriksa kadar oksigen didalam. Analisa PHOIBOS II mengungkapkan bahwa mereka tidak akan bisa mencapai matahari karena oksigen yang tidak mencukupi. Lalu Abel menyanggahnya.

“Bagaimana mungkin? Bukankah hanya ada 4 orang disini? Kau pasti salah”

“Negatif. Terdapat 5 orang di dalam pesawat”

“Coba beritahu aku, siapa saja dalam pesawat?”

“Abel, Chris, Luna, Zera dan satu orang tidak dapat di identifikasi”

“Astaga, dimana orang asing itu?”

“Dia berada di ruang observasi”

Abel berlari menyusuri ruangan, berusaha mencari dimana semua kru berkumpul, tetapi dia tidak menemukannya. Akhirnya dia memutuskan untuk datang memeriksa seorang diri ke ruang observasi. Sesampainya disana dia menemukan seseorang sedang berdiri dengan kekuatan sinar matahari 80%.

“Hey! Siapa kau?”

“Apa yg sedang kau lakukan disini”

Penuh rasa penasaran, Abel mendekati orang itu. Ketika dia memalingkan wajahnya, Abel segera menyadari bahwa orang itu adalah Didier Dumb kapten kapal PHOIBOS. Abel tampak ketakutan, dia segera berlari keluar namun Didier dapat menangkapnya, kemudian menusuk perutnya dengan sebilah pisau. Namun Abel masih berdiri dan segera berlari, Didier mengejar dibelakangnya. Abel panic, tidak bisa membuka kunci pintu untuk jalan menuju ruangan kemudi. Dia terpojok, kemudian dia menutup pintu sebelahnya agar Didier tidak bisa masuk. Namun Didier mengunci pintu dari luar. Abel terkunci.

Tiba-tiba seluruh aliran listrik PHOIBOS II mati. Chris segera menuju ruangan di bagian bawah kapal, untuk mengecek secara manual. Dia masuk kedalam kolam dimana contol panel listrik berada, air yang sangat dingin membuat Chris harus bersusah payah. Berkali kali dia menyelam, sampai akhirnya listrik kembali menyala. Tetapi bersamaan dengan itu Chris mati kedinginan.

Zera sedang berada di kebun oksigen yang terbakar, mengamati sekitar sampai kemudian dia menemukan pucuk baru telah tumbuh. Dia terlihat sangat senang sampai menitikkan air mata. Namun, tanpa disadari Didier muncul dibelakangnya menusuknya hingga tewas.

Luna yang sedang tertidur dikamarnya terbangun dan menyadari pesawat terasa aneh dan sangat sepi. Terdengar suara langkah kaki datang mendekat. Luna beranjak dari tempat tidurnya, berjalan menyusuri ruangan yg masih remang karena Chris tidak berhasil menghidupkan semua aliran listrik. Dari kejauhan Luna melihat bayangan asing berjalan di depannya, dia yakin itu bukan temannya. Dia bertanya Tanya, siapakah makhluk ini sambil terus mengikutinya. Didier pergi menuju ruangan dimana mayat Trey masih tergeletak, terus mengamati kemudian mencekik mayat itu. Tanpa disadari, Luna muncul dibelakangnya, dan menusuknya dengan sebilah pisau. Namun Didier masih bertahan. Luna yang ketakutan berlari tanpa menoleh kebelakang. Di sisi lain Abel yang daritadi berusaha mencari jalan agar bisa keluar dari ruangan yg terkunci itu akhirnya mendapatkan satu ide. Dia melihat baju luar angkasa disana, lalu memakainya dan mengambil peralatan semacam alat pembakar besi. Dia melelehkan pintu dengan alat itu, kemudian berjalan menuju ruang uji material bom. Sampai disana segera dia menjalankan proses manual pelepasan bom. Proses pelepasan bom berjalan sempurna, segera dia berjalan untuk kembali ke ruang pesawat, namun dia terjatuh karena beratnya baju luar angkasa tersebut, dia berusaha keras untuk bangkit berdiri sampai akhirnya dengan seluruh kekuatan yg tersisa dalam dirinya mengangkat baju itudan kembali berjalan. Terus berjalan sampai dia mendapati bahwa bom telah bergerak menjauh dari PHOIBOS II. Abel berjalan ke bagian dalam bom sambil melepaskan baju luarngkasa, menuju contol panel untuk mengatur waktu untuk bom ini diledakkan. Setelah di set, dia berkeliling dan mendapati Luna terbaring lemah. Dari belakang Didier muncul dan mencekiknya.

“Kenapa kau bersikeras melepaskan bom itu?”, teriak Didier.

“Karena dengan bom ini manusia akan mendapat bintang baru”

“Tapi, itu berarti kau menentang kehendak Tuhan yang ingin kita ras manusia cukup sampai disini”

“Kau salah! Tuhan ingin kita berusaha untuk melewati ini semua, sebagai pelajaran bahwa kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu yang telah Dia berikan”

Abel mendorong Didier dan berhasil lepas dari cengkramannya. Abel berlari tanpa arah hingga tersudut di pinggir. Dia berada di sebuah bangunan yg tinggi, melihat kebawah sangat gelap. Tanpa ampun Didier memukul Abel, dan mencengkramnya. Abel terus melawan, sampai akhirnya Abel berhasil mendorong Didier jatuh. Abel berlari menuju Luna mendapati Luna sudah tak bernyawa. Abel melihat kebelakang, bom sudah sampai di matahari. Dia merasakan cahaya yang sangat kuat, dia merasakan getaran yang luar biasa dalam dirinya. Sebuah kebanggaan tanpa penyesalan.

“Sudah berakhir” ujarnya.

Dia terpaku pada cahaya penuh matahari, dan menyentuhnya. Bom meledak.

Sebuah pagi yang baru tercipta di bumi, seluruh manusia kembali merasakan hangatnya sinar matahari.

Adopted from Sunshine(movie)

0 comments: